METRO24, DELI SERDANG — Bimbingan teknis (bimtek) ratusan kepala desa (kades) se Kabupaten Deli Serdang ke Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat menuai berbagai kritikan. Pasalnya, kegiatan terbut dinilai kurang bermanfaat dan hanya menghabis-habiskan anggaran.
Bimntek yang rencananya akan diikuti 380 orang dari 22 kecamatan dibagi menjadi dua gelombang. Keberangkatan pertama 11 kecamatan pada tanggal 6 hingga 11 Desember. Mereka di sana selama 5 hari, 4 malam. Sementara keberangkatan kedua juga 11 kecamatan mulai Minggu (10/12/23) hingga Jumat (15/12/23).
Informasi yang peroleh, keberangkatan gelombang pertama dan kedua menggunakan pesawat Lion Air menginap di Hotel Lombok Raya Mataram. “Kami berangkat semalam. Dan sekarang sudah di Lombok,”jelas M Kariman Kades Perbarakan Kecamatan Pagar Marbau membenarkan adanya kegiatan Bimtek tersebut.
Biaya Bimtek ini sendiri mencapai Rp 20 juta per orang yang diambil dari Anggaran Dana Desa (ADD).
Ada sebanyak 380 desa di Deli Serdang. Jika seluruh kades ikut maka total anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 7,6 Milyar.
Bimtek ini sendiri bekerjasama dengan pihak ketiga untuk memfasilitasi kegiatan bimtek dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Daerah (LPMD) yang berpusat di Ciledug, Kota Tangerang dengan tema “Penyelenggaran Pemerintahan Desa yang Baik dan Pendapatan Asli Desa Guna Peningkatan Perekonomian Desa serta Percepatan Pencapaian SDGS Desa Sesuai dengan Tematik Pengelolaan Keuangan Desa”.
Namun para kades berpendapat kepergian mereka ke Lombok merupakan plesiran (jalan-jalan) yang dibungkus dengan kegiatan bimtek. Hal ini tentu menjadi sorotan publik, beberapa pengamat politik dan masyrakat mengatakan giatan bimtek ini hanya menghabis-habiskan anggaran.
“Masih banyak jalan yang rusak, masih banyak warga miskin yang belum mendapat bantuan. Jangan kegiatan seperti ini menjadi ajang bisnis,” ujar Syahrizal SE,SH, MH, pratisi hukum yang juga pengamat politik asal Deli Serdang kepada Metro24.co. (*)
