METRO24, MEDAN – Korry Meylan Gultom (44) memohon keadilan ke Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto atas penetapan tersangka dirinya oleh Satreskrim Polres Toba. Padahal, uang salah transfer itu masih ada dan tidak pernah dipakai di rekening milik Korry Meylan.
Hal itu disampaikan Korry Meylan didampingi kuasa hukumnya Jon Efendi Purba SH MH kepada wartawan di Medan, Rabu (6/11/2024).
Meylan menjelaskan peristiwa itu bermula pada 15 Agustus 2023. Saat itu dirinya didatangi seorang pria tak dikenal di tempat usahanya, Jalan HM Jhoni, Kecamatan Medan Kota. Setelah turun dari sepeda motor, pria itu langsung meminta uang salah transfer kepadanya.
“Mana uang salah transfer itu (Rp25 juta),” ucap Meylan menirukan ucapan pria tak dikenal itu.
Namun, Meylan heran karena tak kenal dengan pria tersebut. “Saya tak tau ada uang masuk ke rekening saya karena tak pakai m-banking. Taunya saya pas ada yang nagih,” cetus Meylan.
Meylan yang takut menjadi korban kejahatan dengan modus salah transfer tak langsung memberikan uang tersebut. Dia mengatakan kepada pria itu untuk membawa pemilik rekening pengirim agar sama-sama ke Bank Mandiri.
“Biar jelas identitasnya, buat surat pernyataan dan saksi yang mengetahui itu sebenarnya uang apa,” ujar Meylan.
Di hari sama, pria lain yang mengaku keponakan pemilik rekening datang ke tempat Meylan. Dirinya pun semakin heran karena banyak yang menagih uang salah transfer itu kepadanya. Namun anehnya, pemilik rekening malah tak pernah menagih ke Meylan.
Saat diajak Meylan, pria yang diduga suruhan pemilik rekening itu tak pernah mau ke Bank Mandiri Jalan SM Raja Medan. Sampai sekarang Meylan masih menyimpan uang salah transfer tersebut.
Setahun kemudian tepatnya tanggal 23 Oktober 2024, Korry Meylan Gultom malah ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/B/342/VIII/2023/SPKT/POLRES TOBA/ POLDA SUMUT tertanggal 25 Agustus 2024 oleh penyidik Polres Toba atas kasus dugaan melanggar Pasal 85 UU RI Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana.
Yang berbunyi menguasai dan mengakui sebagai miliknya dana hasil transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan haknya. Pada Rabu (6/11/2024, rencananya Meylan akan dipanggil ke Polres Toba untuk pemeriksaan.
“Niat baik aku ada untuk mengembalikan, tapi harus pemilik rekening lah yang minta. Ini entah siapa-siapa, tak ada niatku untuk menguasai. Saya mohon pak Kapolda Sumut agar saya mendapat keadilan,” kata Meylan dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, kuasa hukum Meylan, Jon Efendi Purba SH MH mengatakan, seharusnya pada pemeriksaan tingkat penyelidikan (lidik), penyidik Tipiter Satreskrim Polres Toba lebih mengedepankan Restoratif Justice (RJ) sesuai program Kapolri yaitu dengan mempertemukan antara pelapor dengan terlapor.
“Tetapi kenyataannya, pelapor tidak pernah dipertemukan dengan terlapor, dalam dugaan laporan ini tidak ada niat atau mens rea untuk menguasai atau memiliki salah dana transfer sebesar Rp25 juta milik si pelapor. Karena klien saya dari awal mau mengembalikan dana salah transfer tersebut,” tegas Jon.
Jon meminta kepada Kapolres Toba dan Kapolda Sumut untuk meninjau kembali hal penetapan tersangka Korry Meylan. “Jangan lah klien saya dibenturkan terhadap hal formilnya penetapan tersangka, agar pelajaran kepada penyidik jangan dengan mudahnya menetapkan seseorang sebagai tersangka,” lanjutnya.
Jon berencana akan membuat laporan ke Polrestabes Medan terkait dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terhadap dana salah transfer Rp25 juta tersebut. “Karena sekarang banyak modus investasi tak jelas, pinjol atau judi online,” pungkas Jon.
Terpisah, Kanit Tipidter Sat Reskrim Polres Toba Ipda Syaphrizal Abdi Simarmata saat dikonfirmasi wartawan mengaku belum bisa berbicara banyak atas kasus tersebut karena masih penyidikan. “Mohon maaf bang enggak bisa memberikan keterangan lebih dalam ya bang. Kami masih dalam proses penyidikan bang,” tandasnya. (ansah)