
METRO24, MEDAN – Dua mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan (Unimed), Dody Arisandy dan Hantono, berhasil menggelar Focus Group Discussion (FGD) sebagai salah satu tahapan penting dalam penyusunan disertasi mereka, Kamis (23/1/2025).
FGD ini dilaksanakan di Hotel Madani, Medan dan dihadiri oleh para ahli, praktisi pendidikan, serta pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan tersebut menjadi langkah strategis untuk memperkuat landasan akademik dari penelitian yang tengah mereka lakukan.
Dody Arisandy, yang sedang meneliti pengembangan model manajemen pelatihan peace education dalam mengurangi bullying bagi peserta didik di SMK Kota Medan mengundang sejumlah dosen, praktisi pendidikan dan pakar teknologi pendidikan untuk berdiskusi.
Dalam kegiatan tersebut, Dody yang merupakan Kepala Sekolah SMK SPAN Medan menggali masukan terkait tantangan implementasi peace education di lingkungan sekolah, khususnya di jenjang SMK yang kerap menghadapi permasalahan bullying.
Diskusi berfokus pada pendekatan manajerial yang efektif dalam merancang pelatihan yang mampu menciptakan budaya damai di sekolah.
“Melalui FGD ini, saya mendapatkan banyak perspektif baru yang relevan, terutama dari praktisi yang memiliki pengalaman langsung di lapangan,” ungkap Dody.
Prof. Dr. Zainuddin, M. Pd selaku Promotor dan Dr. Arif Rahman, M. Pd selaku Co. Promotor memuji inisiatif Dody dalam melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui FGD ini.
Menurut mereka, langkah ini sangat penting untuk menghasilkan penelitian yang tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga praktis dan aplikatif.
“Masukan dari para peserta FGD sangat membantu menyempurnakan model yang sedang dikembangkan oleh Dody,” kata Prof. Zainuddin.
Melalui pelaksanaan FGD ini, Dody berharap model manajemen pelatihan peace education yang ia kembangkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi bullying di sekolah.
Dody juga berkomitmen untuk menyempurnakan hasil penelitiannya sehingga dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lain sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi seluruh siswa.
Sementara itu pada sesi kedua FGD, Hantono yang merupakan Dosen di Universitas Pelita Harapan (UPH) fokus pada penelitian tentang pengembangan model Good University Governance untuk meningkatkan kualitas layanan akademik di Perguruan Tinggi Swasta Kota Medan.
Sesi kedua FGD ini dihadiri oleh akademisi, praktisi pendidikan tinggi, serta pimpinan dari beberapa Perguruan Tinggi Swasta.
Dalam sesi diskusi, Hantono menggarisbawahi pentingnya penerapan prinsip-prinsip Good University Governance seperti transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan keadilan dalam manajemen perguruan tinggi.
Hantono menggali pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Swasta dalam mengelola layanan akademik, termasuk aspek penyusunan kebijakan, pengelolaan sumber daya manusia, serta integrasi teknologi dalam sistem akademik.
“Diskusi ini memberikan banyak masukan praktis tentang bagaimana Perguruan Tinggi Swasta dapat meningkatkan mutu layanan melalui penerapan tata kelola yang baik,” ujar Hantono.
Pelaksanaan FGD ini juga diakui oleh Hantono sebagai langkah penting dalam menyempurnakan model yang ia rancang. Dengan melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang, ia mendapatkan masukan yang komprehensif dan mendalam.
“Saya berharap hasil penelitian ini dapat membantu Perguruan Tinggi Swasta dalam menghadapi tantangan operasional dan akademik, serta menciptakan sistem yang lebih efektif dan efisien,” tandas Hantono.
Prof. Dr. Wildansyah Lubis, M. Pd selaku Promotor dan Dr. Sukarman Purba, M. Pd selaku Co. Promotor menyampaikan apresiasi atas inisiatif Hantono.
Menurut mereka, penelitian ini sangat relevan mengingat tantangan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Swasta untuk bersaing dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.
“Model Good University Governance yang dikembangkan Hantono berpotensi menjadi pedoman strategis bagi Perguruan Tinggi Swasta di Medan untuk meningkatkan daya saing mereka,” sebut Prof. Wildansyah.
FGD yang digelar kedua mahasiswa tersebut berlangsung interaktif dan produktif. Para peserta memberikan pandangan yang kaya, disertai pengalaman empiris yang sangat mendukung pengumpulan data kualitatif.
Suksesnya pelaksanaan FGD ini tidak lepas dari persiapan matang yang dilakukan oleh kedua mahasiswa. Mereka mengatur jadwal partisipan, menyiapkan panduan diskusi, serta menyusun pertanyaan kunci yang relevan dengan topik penelitian mereka.
Kesuksesan Dody dan Hantono dalam menggelar FGD ini menunjukkan bahwa mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Unimed tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga berupaya menghasilkan karya yang relevan dan berdampak bagi dunia pendidikan.
Dengan langkah ini, mereka turut memperkuat peran Unimed sebagai institusi yang berkontribusi aktif dalam memajukan pendidikan di Indonesia. (ansah)