METRO24.CO, BINJAI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Binjai menggelar Tabligh Akbar dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, yang dirangkai dengan pemberian MUI Award serta santunan berupa beras seberat 10 kg kepada 500 warga. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman PTKU MUI Kota Binjai, Senin (30/6).
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan penyerahan MUI Award kepada empat nominasi. Dalam kesempatan ini, Wali Kota Binjai, Drs. H. Amir Hamzah, M.AP, turut menerima penghargaan “Top Word” dari MUI Kota Binjai atas kontribusinya terhadap pembangunan religius di daerah tersebut.
Ketua MUI Kota Binjai, Prof. Dr. H. M. Jamil, MA dalam sambutannya mengucapkan selamat Tahun Baru Islam kepada seluruh umat Muslim, seraya berharap agar tahun 1447 H menjadi tahun yang penuh berkah dan doa-doa yang dikabulkan.
“Selamat Tahun Baru 1447 Hijriah. Mudah-mudahan di tahun ini semua doa kita diijabah dan menjadi tahun yang lebih baik dari sebelumnya, serta kita termasuk dalam golongan umat yang beruntung,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Binjai Drs. H. Amir Hamzah, M.AP mengajak seluruh masyarakat menjadikan momentum 1 Muharram sebagai sarana introspeksi diri dan semangat untuk berubah ke arah yang lebih baik.
“Mari kita sambut Tahun Baru Islam ini dengan semangat perubahan positif. Jadikan 1 Muharram sebagai momen membangun niat baru, menjadi insan yang lebih baik, masyarakat yang religius, dan kehidupan yang lebih berkah,” ujarnya.
Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota Binjai dalam mendukung kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. Dalam penutup sambutannya, Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada MUI atas terselenggaranya acara ini.
“Mari kita terus memperkuat ukhuwah, menjaga toleransi, dan bersinergi untuk mewujudkan Binjai yang maju, aman, damai, religius, dan sejahtera,” pungkasnya.
Dalam tausiyahnya, Ustadz H. Hasbi Al Mawardi Lubis, M.A menjelaskan tentang kemuliaan bulan-bulan haram dalam Islam, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Menurutnya, bulan-bulan tersebut memiliki keistimewaan tersendiri, di mana larangan berperang yang telah diberlakukan sejak masa jahiliyah tetap dijaga dalam Islam, kecuali dalam keadaan darurat.(sopian)
