METRO24.CO, MEDAN – Ketua DPRD Sumatera Utara, Sutarto mendorong adanya modernisasi dan digitalisasi perpustakaan dan arsip daerah.
Hal tersebut disampaikan Sutarto, usai berdiskusi bersama Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut, Dwi Endah Purwanti beserta jajaran, Jumat (5/7/2024).
Sutarto mengemukakan, modernisasi dan digitalisasi perpustakaan daerah, guna meningkatkan tingkat literasi masyarakat Sumatera Utara.
“Hal tersebut tentunya membutuhkan supporting anggaran yang maksimal dan sumber daya manusia yang mumpuni. Kita juga harus melibatkan swasta dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR),” katanya.
Pada kemajuan era globalisasi saat ini, lanjut Sutarto, perpustakaan dituntut memiliki kelengkapan infrastruktur digital.
“Kemajuan teknologi ini juga mengubah perilaku masyarakat dalam mengakses informasi,” tambahnya.
Ia berharap perpustakaan juga dapat memberikan kontribusi maksimal untuk Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara.
“Bila modernisasi dan digitalisasi sudah digalakkan, maka minat pengunjung akan tinggi, serta tingkat literasi juga tinggi pula,” jelasnya.
Sutarto juga meminta pihak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, untuk membina seluruh komunitas rumah baca serta para penggiat literasi.
“Saya telah berkunjung ke banyak daerah untuk melihat kegiatan literasi ini. Di Percut Sei Tuan, Labuhan Deli ada rumah singgah yang menaungi 200 orang anak anak dengan berbagai koleksi buku yang dikumpulkan secara swadaya,” imbuhnya.
Baginya pembinaan tersebut berupa penambahan jumlah koleksi buku ,sarana dan prasarana bagi rumah baca dan para pegiat literasi.
Dilain pihak, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, Dwi Endah Purwanti mengatakan Sumut berada pada peringkat 26, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM).
“Kita mengapresiasi perhatian Bapak Ketua DPRD Sumut dengan tingkat literasi masyarakat kita yang memang harus ditingkatkan. Tentunya dengan sinergitas yang kuat, maka hal tersebut dapat dicapai,” jelasnya.
Dwi mengatakan, saat ini tercatat 126 perpustakaan yang berada di seluruh penjuru Sumatera Utara.
“Kita masih relatif lemah di angka tenaga pengelola perpustakaan yang terakreditasi,” tambahnya.
Dwi menerangkan, angka ketercukupan literasi versi UNESCO yakni, satu orang setidaknya memiliki dua buku. Dengan kata lain,penduduk Sumut yang hampir 15 juta, maka perpustakaan setidaknya memiliki 30 juta buku.
“Dari rekomendasi perpustakaan nasional, Sumut masih kekurangan angka 21 juta buku,” pungkasnya. (BES)