
METRO24.CO, DELISERDANG – Bilal Mayit Desa Sekip Kecamatan Lubukpakam Anto Prawoto dimintai keterangan sebagai saksi di Unit lakalantas Satlantas Polresta Deliserdang Sabtu (21/6). Ia menegaskan kepada pihak kepolisian bahwa luka luka yang dialami siswa SMPN 4 Lubukpakam Muhammad Ilham tersebut penuh kejanggalan.
” Ia sudah dimintai keterangan saya , di bagian unit lakalantas ditanyai terkait luka luka Muhammad Ilham ” kata Bilal Mayit Anto Prawoto saat di konfirmasi M24.
Anto Prawoto warga gang Rahayu Jalan Bakti 2 Desa Sekip yang sudah sering memandikan jenazah tersebut tentunya pasti sudah paham kondisi kondisi jenazah saat dimandikan.
” Ada sekitar dua jam lebih saya dimintai keterangan, ya saya sudah paham karena tugas saya sebagai bilal mayit dan memandikan jenazah, maaf kondisi mayat meninggal saya tau , pernah memandikan jenazah tabrakkan lakalantas dan lain lain , nah maaf sekali lagi, jenazah Muhammad Ilham itu lukanya itu seperti sayatan tidak ada remuk atau terseret aspal karena waktu ditemukan itu mayat Muhammad Ilham itu tubuhnya itu basah kuyub dan tidak ada darah sama sekali di sekitar tubuhnya maupun di TKP, intinya saya menjawab oleh polisi , luka Muhammad Ilham penuh keganjilan atau ke janggalan ” tandas Bilal Mayit, Anto Prawoto.
Sementara Abang kandung korban, Dicky Andrian telah dihubungi pihak Unit lakalantas, mereka menghubungi menanyak terkait keadaan di sekitar TKP dan kondisi sepeda motor milik korban.
” Iya bg dihubungi saya tadi sama Kanit Lakalantas , nanyak sandal milik adik saya , sandal adik saya waktu peristiwa adik saya meninggal di TKP cuma sebelah yang dapat , yang sebelah lagi gak ada di TKP kami cari cari sandal yang sebelah lagi entah kemana bang, sekarang sandal sebelah yang dapat udah jadi barang bukti di Unit lakalantas bang sama sepeda motor korban juga jadi barang bukti, kami keluarga heran bang lama kali kasus kematian adik saya ini tetungkap , kami mohon cepat lah terungkap bang ” kata Dicky Andrian Senin (23/6).
Sebelumnya, ada lima orang saksi yang diperiksa di Reskrim Polresta Deliserdang dan di Satlantas juga terakhir di periksa sebagai saksi adalah Bilal Mayit Desa Sekip Kecamatan Lubukpakam. Dalam kasus kematian Muhammad Ilham ini pihak kepolisian akan melakukan gelar perkara gabungan dengan Dirlantas Poldasu. Namun belum tahu kapan pihak Polresta Deliserdang melakukan gelar perkara gabungan tersebut.
Informasi di Desa Sekip, Pihak Polda Sumatera Utara disebut sebut sudah melakukan olah TKP di jalan Pelak Kebun sayur Desa Sekip pada hari Kamis (19/6).
” Ia bang saya pas lewat situ di TKP jalan Palak ada dua mobil kayaknya Polisi bang ” kata salah satu warga sekip saat dikonfirmasi M24 Sabtu (21/6) sore di jalan Bakti 1 Desa Sekip Kecamatan Lubukpakam.
Tim Kuasa Hukum Dari Boyle F Sirait dan Partners menyesalkan pihak Kepolisian Polresta Deliserdang yang terdiri dari Satlantas dan Satreskrim yang begitu lambat menangani anak dari Kliennya Rudi ayah dari Siswa kelas 1 SMPN 4 Lubukpakam Muhammad Ilham (13).
Pihaknya yang sudah mendapat kabar dari Satlantas Kamis (19/6) menyebutkan bahwa pihak Satlantas akan mengeluarkan SP2HP untuk menyimpulkan bahwa kematian dari Muhammad Ilham bukan akibat kecelakaan lalulintas namun isi dari redaksi SP2HP tersebut tidak memuaskan karena akan lagi digelar perkara gabungan dengan Dirlantas Poldasu.
” Mana yang namanya “Polri Untuk Masyarakat” ini moto dibuat Kapolri bukan untuk main main tapi untuk dijalankan dengan sepenuh hati dalam melayani masyarakat, dan Polri terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, klien kami sudah terlalu lama menunggu kepastian hukum yang dari awal jelang anaknya meninggal dan buat laporan ke SPKT mendapat layanan yang buruk di bola bolain, yang keinginan keluarga korban mau melapor kasus dugaan pidana umum dan diarahkan ke Satlantas, tapi pun ini kami terima, namun proses di Satlantas juga lambat hampir dua bulan proses belum selesai selesai ” kesal Boyle Ferdinandus Sirait SH didampingi Andos Rewindo Sirait SH MH pada Konferensi persnya Jumat (20/6). (FANI ARDANA)