METRO24.CO, LANGKAT – Kabar yang menggemparkan datang dari Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), khususnya Desa Blangkahan.
Puluhan ekor lembu milik penduduk setempat tiba-tiba mati setelah mengonsumsi rerumputan.
Ketegangan serta kekhawatiran merayap di seluruh Desa Blangkahan/Sukadamai, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Kematian puluhan lembu diduga terkait dengan limbah Biogas BioCNG Desa Blangkahan Langkat yang dibuang secara sembarangan.
Kejadian ini memicu dugaan setelah beberapa lembu milik warga yang meninggal mendapatkan kompensasi sebesar Rp7 juta.
Belakangan ini, lembu ternak mereka secara tiba-tiba meninggal setelah memakan rerumputan.
“Kejadian ini terjadi berkali-kali, telah sekitar 17 lembu yang mati mendadak setelah mengonsumsi rerumputan,” ujar seorang warga setempat.
Kematian mendadak lembu ternak ini diduga disebabkan oleh limbah dari perusahaan Pabrik BioCNG/Bio Methane PT. United Kingdom Indonesia Plantations di Desa Blangkahan.
Limbah berupa lumpur dan air tersebut dipercaya dibuang di rerumputan di perkebunan kelapa sawit.
Kontroversi semakin merebak ketika warga menuntut ganti rugi dari perusahaan akibat kematian hewan ternak.
Perusahaan bersedia mengganti hewan yang mati dengan kompensasi sekitar Rp 7 juta per ekor.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa pabrik memang sumber limbah yang mencemari lingkungan sekitar.
Warga berharap agar pabrik dapat mengelola limbahnya dengan baik sebelum dibuang, sehingga tidak berbahaya dan meracuni lingkungan serta hewan ternak.
Mereka juga menginginkan Pemkab Langkat untuk melakukan pengawasan guna mencegah konflik antara perusahaan dan warga yang bisa berujung pada masalah serius.
Perusahaan disebut membuang limbah cair dan lumpur bekas proses BioGas dalam radius 1 km dari permukiman warga.
Meskipun perusahaan telah setuju untuk mengganti rugi, mereka menegaskan agar warga tidak menggembalakan lembu di sekitar area pabrik setelah peringatan tersebut, mengingat perusahaan tidak akan memberikan kompensasi kedua kalinya.
Humas PT. United Kingdom Indonesia Plantations yang coba dikonfirmasi melalui nomor 0812 6009 XXXX belum memberikan keterangan terkait hal pembuangan limbah tersebut.
Kades Blangkahan Paino yang juga dikonfirmasi lewat nomor Hape, 0821 6382 XXXX tidak bisa dihubungi alias mati. Masyarakat berharap agar pihak terkait segera mengatasi persoalan ini.
Kapolres Langkat terkonfirmasi lewat Kasi Humas Iptu Rajendra Kusuma mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat dan pihak kepolisian masih mengecek lokasi dan koordinasi ke masyarakat yang lembunya menjadi korban .”Diareal kawas kebun sawit ya Bang, sampai saat belum ada, nanti dikabari ya,” ujar Rajendra. (sidik)